relation: http://kudagang.kemendag.go.id/repo/id/eprint/99/ title: PENJAJAKAN INDONESIA-SOUTHERN AFRICAN CUSTOMS UNION PREFERENTIAL TRADE AGREEMENT DALAM UPAYA MEMPERLUAS PELUANG PASAR NON-TRADISIONAL DAN STUDI SIMULASI PERDAGANGAN BEBAS BILATERAL RI-NAMIBIA creator: Sabaruddin, Sulthon Sjahril subject: HF Commerce description: Studi ini menelaah penjajakan kerjasama RI-SACU PTA dalam upaya memperluas peluang pasar non-tradisional khususnya di kawasan selatan Afrika. Studi mengilustrasikan bahwa negara anggota SACU merupakan salah satu kawasan yang potensial bagi alternatif pengembangan perdagangan khususnya ekspor Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan deskriptif dalam menjelaskan gambaran potensi ekonomi, perkembangan hubungan perdagangan dan tingkat kecocokan struktur perdagangan RI-SACU, dan ulasan perkembangan kerjasama ekonomi SACU dengan mitra ketiga, serta pendekatan kuantitatif metode partial equilibrium analysis dengan perangkat analisis SMART Model untuk menilai dampak liberalisasi perdagangan atau perdagangan bebas terhadap perdagangan (trade), pendapatan tarif (tariff revenue), dan kesejahteraan (welfare effects). Hasil TCI menunjukkan bahwa ekspor Indonesia lebih dapat memenuhi kebutuhan impor negara anggota SACU ketimbang sebaliknya (kecuali Afrika Selatan). Dalam upaya mendongkrak kinerja perdagangan RI-SACU disarankan agar untuk menjalin RI-SACU PTA yang tidak hanya untuk membuka akses pasar SACU, akan tetapi juga menjadikan produk Indonesia semakin lebih berdaya saing (kompetitif) di pasar SACU. Selanjutnya, dalam studi ini juga dilakukan simulasi perdagangan bebas RI-Namibia (salah satu negara anggota SACU). Simulasi menggunakan metode analisis partial equilibrium SMART Model. Dari hasil analisis tergambarkan bahwa perdagangan bebas RI- Namibia diperkirakan berdampak yang sangat positif bagi Indonesia, dimana ekspor Indonesia ke Namibia diperkirakan meningkat cukup besar, serta menurunkan kinerja ekspor negara-negara pesaing Indonesia terutama Afrika Selatan, Tiongkok, dan di tingkat ASEAN terutama Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Selain itu, hasil simulasi juga menggambarkan bahwa liberalisasi perdagangan RI-Namibia diprediksi akan mengurangi pendapatan tarif serta meningkatkan kesejahteraan konsumen kedua negara. Selanjutnya, pengalaman tantangan yang dihadapi beserta strategi yang ditempuh oleh India, Tiongkok, dan Amerika Serikat dalam kerjasama ekonomi SACU dapat menjadi pengalaman berharga bagi Indonesia dalam menggapai kerjasama perdagangan RI-SACU PTA. Studi ini juga menyarankan opsi penjajakan ASEAN-SACU PTA dan RI-SACU TIDCA sebagai alternatif dari RI-SACU PTA untuk dapat dipertimbangkan. Selain itu, tak kalah penting kiranya Pemerintah Indonesia untuk terus berupaya meningkatkan citra positif kepada masyarakat SACU terhadap kualitas dan citra produk Indonesia serta mempertimbangkan kemungkinan untuk menempatkan sentra produksi di negara anggota SACU. publisher: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Perdagangan date: 2022 type: Article type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: http://kudagang.kemendag.go.id/repo/id/eprint/99/1/Sjahril%20Sabaruddin%20S%20%282022%29%20Penjajakan%20Indonesia-Southern%20African%20Customs%20Union%20Preferential%20Trade%20Agreement.pdf identifier: Sabaruddin, Sulthon Sjahril (2022) PENJAJAKAN INDONESIA-SOUTHERN AFRICAN CUSTOMS UNION PREFERENTIAL TRADE AGREEMENT DALAM UPAYA MEMPERLUAS PELUANG PASAR NON-TRADISIONAL DAN STUDI SIMULASI PERDAGANGAN BEBAS BILATERAL RI-NAMIBIA. Jurnal Cendikia Niaga (JCN), 6 (1): -. pp. 42-60. ISSN 2548-3145 relation: https://jurnal.kemendag.go.id/JCN